Kamis, 18 April 2013

Mengapa Wanita Palling Anggun di Mata Allah?

Mengapa wanita paling anggun di mata Allah swt.??
Karna dimana taqwa sebagai pakaian dan penghias imanmu, yaitu :
  • Peliharalah kecantikanmu dengan iman
  • Peliharalah kecantikanmu dengan sikap iman
  • Peliharalah kesucian dirimu dengan hijab
maka dari pada itu, jadikanlah taqwa itu bak pakaian bathinmu, niscaya kamu akan menjadi wanita tercantik di dunia, meskipun pakaian lahirmu lusuh dan kusam. Jadikanlah rasa malu sebagai baju kurungmu, niscaya kamu akan menjadi wanita yang paling anggun di dunia. Hindarilah pola hidup yang dilakukan oleh wanita-wanita fasik, yang suka memperlihatkan daya tariknya, dan menjadikan tubuhnya sebagai barang tontonan atau kenikmatan orang lain tanpa mengindahkan norma-norma kesusilaan dan hukum syari’at agama

Wanita cantik itu ...
tersenyum saat tertekan, memberkahi di saat terhina, mempesona karena memaafkan, mengasihi tanpa pamrih, bertambah kuat dalam do’a dan pengharapan mandiri, bisa mengurus diri sendiri dan orang lain, ramah, baik hati dan peduli dengan orang lain, kepintaran diatas rata-rata, namun selalu rendah hati terhadap pria, bisa menempatkan diri dalam situasi apapun dan cepat beradaptasi

Barokah wanita cantik ...
Kecantikan yang kamu miliki lebih anggun daripada mentari
Akhlak yang kamu miliki lebih harum daripada minyak kasturi
Kerendahdirian yang kamu miliki lebih tinggi daripada rembulan
Sifat keibuan yang kamu miliki lebih menyegarkan daripada hujan


*sumber: http://www.facebook.com/pages/Majelis-Talim-Shalawat-Dzikir-Nurul-Musthofa/101932279890067?fref=ts

KISAH SEORANG PEMUDA YANG MENOLAK AJAKAN BERZINA

Bismillahir-Rah­maanir-Rahim ... Khalid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara’, ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala.

Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya.

Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, “Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper­malukanm­u di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku.”

Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkann­ya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya.

Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menye­lamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk ber­benah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju.

Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor.

Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan.

Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan me­nyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya.

Allah Ta’ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum. Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al-­Miski.

Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu.

Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditim­bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya.

Kemudian, Allah mengganti­nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah.

Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi­-wangian.

Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.


**sumber: http://www.facebook.com/pages/Majelis-Talim-Shalawat-Dzikir-Nurul-Musthofa/101932279890067?fref=ts

Tugas Ujian Praktek Bahasa Indonesia


TRAGEDI NADRA
Penulis                 :  Isa Kamari
Penerjemah       :  Gita Romadhona
Penerbit              :  Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika)
Tahun Terbit      :  2006
Halaman              :  305 Halaman
Harga                    :  Rp. 15.000

                Novel ini terjemahan dari novel Atas Nama Cinta karya Isa Kamari. Novel ini berisi tentang kisah nyata, sebuah peristiwa sejarah, dimana merupakan tragedi antar bangsa yang mengatasnamakan bangsa dan agama, yang terjadi pada 11-13 Desember 1950 di Singapura dalam bentuk kerusuhan dahsyat. 18 orang terbunuh, 173 luka parah. Pemicunya adalah Nadra. Gadis 13 tahun yang diperebutkan hak asuhnya.
                Berawal dari seorang tokoh utama yang bernama Nadra, yang bernama asli Maria Hertogh, yang merupakan orang Belanda tulen. Awalnya sebelum nama Maria berganti nama, Maria adalah anak perempuan dari seorang berkebangsaan Belanda. Mereka tinggal di sebuah desa di Cimahi. Ibunya bernama Adeline Hunter, dia memiliki lima orang anak, dan suaminya, Adrianus Petrus Hertogh, adalah seorang sersan dalam pasukan Belanda dan telah ditangkap oleh pasukan Jepang. Semenjak ditinggal suaminya, Adeline tinggal bersama ibunya yang seorang mualaf. Pada saat itu kekuasaan berada di tangan Jepang, sehingga banyak sekali orang-orang Belanda atau dari negara lain yang ditangkap dan dijadikan budak oleh Jepang. Beruntung sekali Adeline tinggal di antara orang-orang yang menerima kehadiran mereka, salah satunya adalah tetangganya, Aminah, seorang melayu muslim. Adeline hidup di tengah-tengah keluarga muslim, karena ibunya seorang muslim dan tetangga-tetangganya juga muslim.
                Semakin lama Adeline sudah tidak mampu lagi menghidupi kelima anaknya. Dengan berat hati, Adeline terpaksa memberikan seorang anaknya kepada tetangganya yang bernama Aminah, dan anak itu adalah Maria. Adeline pun juga menyetujui jika Maria diasuh secara muslim oleh Aminah. Sejak hari itu kehidupan Maria berubah. Awalnya dia masih sering merindukan Adeline dan kakak-kakaknya, tetapi Aminah mengurusnya dengan penuh kasih sayang, Aminah juga mengajarkan kepercayaan  muslim kepada Maria dan mengganti nama Maria menjadi Nadra Ma’arof.
                Tumbuhlah Maria sebagai Nadra, gadis yang memiliki paras Eropa tetapi memiliki kebiasaan sebagai gadis melayu dan seorang muslim. Dia memiliki kehidupan yang bahagia dan tenang bersama Aminah. Ketika berumur 13 tahun, Nadra dinikahi oleh seorang pemuda melayu, Mansoor Adabi, kemudian datang ibunya Adeline, mencarinya dan ingin mengklaim hak asuh Nadra kembali. Aminah yang terlanjur sayang pada Nadra, merasa terancam karena Nadra akan diambil kembali oleh ibu kandungnya. Kebahagiaan Nadra dan Aminah menjadi kelam, Nadra dipaksa berpisah dengan Aminah, meninggalkan suaminya, bahkan melepaskan kepercayaan sebagai muslimah dan kembali menganut kepercayaan ibunya. Demi mempertahankan Nadra, sidang demi sidang pun dijalankan. Mulai sidang di Indonesia, hingga ke Singapura. Tragedi dua keluarga itupun menjadi tragedi bangsa yang membawa nama budaya dan bangsa.
                Akhirnya hak asuh Nadra jatuh ketangan ibu kandungnya dan dia menikah dengan pria lain di Belanda. Namun, walaupun dia sudah tinggal dengan ibu kandungnya dia masih tetap mengingat dan merindukan Aminah dan Mansoor.
                Pernikahan Maria dengan suaminya, Johan, dikaruniai sepuluh orang anak, namun pernikahan itu tidak berjalan harmonis. Maria merasa suaminya adalah penyebab utama dirinya tidak merasakan kebebasan dan kebahagiaan. Mereka sering bertengkar. Johan sering meninggalkan rumah dan tidak pulang berminggu-minggu. Maria yakin jika suaminya itu memiliki perempuan simpanan. Akhirnya Maria memutuskan untuk bercerai dengan suaminya.
                Atas nama cinta, mereka telah menuntut hak untuk memilikinya kembali. Atas nama cinta, mereka telah memisahkannya dari orang yang sangat dikasihinya. Atas nama cinta, mereka telah merampas kebahagiaan dan menghapus keyakinannya terhadap kehidupan. Atas nama cinta, mereka telah menyebabkan dia kehilangan dirinya sendiri.
                Atas nama cinta?
                Setetes air mata turun perlahan dari kelopak matanya yang sayu. Perlahan, dari kejauhan dia mendengar sayup-sayup suara memanggil namanya, “Putih.. putih..”, panggilan sayang dari Aminah.







       

Senin, 08 April 2013

Kesan dan Pesan di MA Daarul Hikmah

Selama 3 tahun sekolah di MA Daarul Hikmah kesayangan, saya sangat senang karena teman-temannya sangat baik, dari alumni-alumninya sampe ke adik-adik kelasnya. Gurunya juga baik-baik, apalagi saat-saat menjelang UAN, mereka tidak pernah berhenti memberi motifasi untuk murid-muridnya agar nanti LULUS semua. Oh iya, ada juga nih satu cerita yang gak mungkin bisa dilupain pas tanggal 25 Maret 3013 kemarin. Hari itu lewat satu hari dari hari ulang tahun saya. Ceritanya nih si Hilda, Inna, Upi, Indah, Fina, Dhani, sama Iky mau ngerjain, ceritanya si mereka mau buat saya nangis tapi endingnya malah mereka semua yang nangis, apalagi Hilda. Dia yang nangisnya paling lama, sampe lemes mau pingsan hehehehe

Rabu, 27 Maret 2013

MA Daarul Hikmah

Yayasan Pendidikan Islam Daarul Hikmah adalah lembaga pendidikan yang berciri khas "Islam" yang bertujuan menyiapkan penerus bangsa yang unggul, cerdas, terampil dan memiliki Akhlakul Karimah serta respon terhadap dinamika pendidikan baik nasional maupun global. Dengan penerapan disiplin yang tinggi dan ditunjang dengan fasilitas yang memadai, Madrasah Aliyah Daarul Hikmah terus mengadakan inovasi dan secara kontinyu berusaha menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki dasar-dasar IPTEK dan IMTAQ.

Visi MA Daarul Hikmah:
"Terwujudnya lulusan yang bermutu, berilmu, berakhlak mulia serta memiliki life skill"

Misi MA Daarul Hikmah:
Berdasarkan Visi tersebut, maka disusun misi yang akan diperjuangkan oleh MA Daarul Hikmah dalam implementasi nyata pada masyarakat, misi tersebut adalah:
1. Terwujudnya lulusan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Terwujudnya lulusan yang memiliki jiwa kepemimpinan
3. Menumbuhkan penghayatan ajaran Agama Islam dan Budaya Bangsa sehingga terbangun siswa yang kompeten dan berakhlak mulia
4. Terwujudnya lulusan yang memiliki keahlian dalam bidang multimedia
5. Memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal